Jemparingan Mataraman

 
foto : epicentrumworld.wordpress.com

Pamenthanging Gendewa, mujudake Pemanthenging Cipta, demikian filosofi Jemparingan Mataraman yang bermakna bahwa jemparingan itu tidak hanya sekedar olahraga namun juga seni mengolah rasa dimana seorang pemanah dalam membidik mereka juga menggunakan perasaan, sehingga dibutuhkan ketenangan.

Jemparingan adalah seni memanah tradisional khas gaya Mataram Yogyakarta. Hal ini bisa dilihat dari bentuk busur panah atau gendowonya yang masih sederhana dan terbuat dari kayu dan bambu. Seni memanah ini pada beberapa tahun belakangan mulai marak di kalangan masyarakat Yogyakarta sejalan dengan kesadaran masyarakatnya untuk melestarikan budaya warisan leluhur.

Seni memanah tradisional ini sangat unik karena masih mempertahankan tata cara dan budaya tradisional dalam peraturannya. Jemparingan dilakukan dalam keadaan posisi duduk dan para pemanah memakai busana adat. Para pemanah biasa mengenakan pakaian adat berupa baju Sorjan lengkap dengan blangkon di kepala. Sasaran juga bukanlah target lingkaran seperti umumnya olahraga panahan, tetapi sebuah bandul putih dengan warna merah pada bagian atasnya yang diikat dengan tali. bandhul ini merupakan batangan kayu lunak, berbentuk bulat dengan panjang sekitar 30cm dan diameter 3 cm, dengan warna merah dan putih. Bandhul diibaratkan seorang musuh dalam peperangan, warna merah pada ujungnya diibaratkan kepala musuh. Dalam lomba Peserta yang mengenai warna merah mendapatkan nilai 3, kalau putih mendapatkan nilai 1. Peserta akan memanah sebanyak 20 rambahan/ ronde. Setiap rambahan, menggunakan 5 anak panah. Pergantian rambahan di tandai dengan bunyi peluit. Pada jaman Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pergantian ditandai dengan bunyi Bendhe (gong kecil). Pada saat pergantian rambahan para Cucuk atau pembantu Pemanah mengambil anak panah dari Bandhul. Lomba jemparingan diakhiri dengan penyerahan hadiah.

Berawal dari tradisi yang dibawa dari prajurit keraton, saat ini sudah mulai bermunculan kelompok – kelompok pelestari Jemparingan. Secara berkala kelompok – kelompok ini melakukan latihan bersama, selain itu juga sering diadakan kompetisi yang diadakan secara rutin dengan didukung oleh pemerintah DIY.

Comments